Halaman

Senin, 29 Oktober 2012

Kepadanya, Kepada-Mu

Ingin kuceritakan kepada-Mu
Kisahnya
Seseorang yang disebut mempunyai surga dikakinya
Keharuman kasih sayang dikuatkannya melalui mata pencahariannya
Menjadi penyapu jalan raya dijadikannya ibadah
Ibadah untuk mendapat ridho-Mu
Digarapnya tempat rezeki itu
Menanti sang buah hati yang kembali dari sebuah Universitas

Toga itu didapat buah hatinya
Berbagi cerita kepada kawan sebayanya
Simbolis kesenangan yang mahal harganya
Tak banyak kupinta
Panjangkan umurnya Tuhan

Sedikit Cerita

Bagaikan kasta
Aku ini seorang brahmana
Haruskah aku menjadi sudra untuk dapatkan kesenangan dunia
Dengan berusaha
Agar tetap menjadi alasan kau tertawa

Kutunjukkan betapa kuatnya aku berdiri
Kuatnya menggembalakan hati
Kuatnya mengacuhkan segala bentuk cerita yang membuatku kering
Kuatkah aku?
Apa aku kuat?

DEMONSTRASI


Pekan itu terdengar suara peluru melesat
Terdengar jeritan sang maha pelajar
Terdengar juga yel-yel anak bangsa
“Tolak wakapolri masuk UNPAM”
Demonstrasi tidak dilarang
Demonstrasi memang ciri Negara demokrasi
Apakah harus demikian?
Berdemonstrasilah yang elegan
Selayaknya orang berpendidikan

Sahabat Pengamen


Sahabat Pengamen

Ku petik dawai-dawaiku lagi
Di tiga lampu berwarna ini
Kau bernyanyi
Aku mengiringi
Dengan petikan gitar jari kecilku
Sahabat mari kita berjuang
Untuk sebungkus nasi
Sahabat mari kita berdendang
Untuk menghibur hati
Hujan kita bersama
Panas terik kita berdua
Demi perut kita hari ini


(Ayu Safitria)