Nama : Ayu Safitria (2011070039)
Jurusan : Sastra Indonesia
Dosen :
Ita Rodiah, M.Hum
A. Teori
Evolusi (Charles Darwin)
Tampaknya
manusia menghadapi masalah identitas. Ada sebuah keyakinan yang kuat selama
bertahun-tahun bahwa nenek moyang kita berasal dari “manusia kera” Evolusi (bahwa
makhluk hidup secara berangsur-angsur berubah) pada dasarnya berarti proses
perubahan dalam jangka waktu tertentu. Dalam konteks biologi modern, evolusi
berarti perubahan frekuensi gen dalam suatu populasi. Akumulasi perubahan gen
ini menyebabkan terjadinya perubahan pada makhluk hidup. Meskipun teori evolusi
selalu diasosiasikan dengan Charles Darwin, namun sebenarnya ide tentang teori
evolusi telah berakar sejak jaman Aristoteles. Namun demikian, Darwin adalah
ilmuwan pertama yang mencetuskan teori evolusi yang telah banyak terbukti mapan
menghadapi pengujian ilmiah.
Teori evolusi
yang dipelopori oleh Charles Darwin lewat bukunya Origin of the Species pada tahun 1859 telah menyulut perdebatan
yang sengit dalam lingkungan ilmiah dan agama. Pemegang teori ini memang
memiliki pandangan yang sedikit beragam, namun secara umum teori evolusi bisa
dipahami sebagai pandangan yang menyatakan bahwa manusia berasal dari suatu
proses evolusi yang panjang, dimulai dari zat yang paling sederhana sampai terbentuknya
makhluk yang sangat kompleks yang disebut “manusia”. Keberadaan zat hidup pertama
ini biasanya dipahami sebagai hasil dari sebuah peristiwa alam yang kebetulan
dan tiba-tiba. Proses yang diperlukan untuk evolusi ini bisa memakan waktu
berjuta-juta tahun.
Paham
evolusi sebenarnya tidak layak disebut sebagai “teori”, karena pandangan ini
belum terbukti secara ilmiah. Paham ini lebih tepat disebut sebagai sebuah
hipotesa (dugaan ilmiah yang masih memerlukan pembuktian). Lebih jauh daripada
itu, hukum alamiah dan penemuan modern ilmu pengetahuan justru bertentangan
dengan paham evolusi. Tidak heran, sebagian besar pakar ilmu pengetahuan yang
ateis (tidak percaya adanya Tuhan) sekarang bahkan mencari solusi lain untuk
menjelaskan misteri keberadaan manusia. Berikut adalah fosil-fosil yang diduga
sebagai mata rantai yang hilang.
a.
Manusia
Piltdown: hasil rekayasa rekonstruksi yang menggabungkan sebuah rahang kera
dengan tengkorak manusia, kemudian diberi warna yang sama.
b.
Manusia
Jawa: para ahli modern menolak istilah ini. Mereka meyakini bahwa yang terjadi
sebenarnya hanyalah seorang manusia dan kera ditemukan di tempat yang sama.
Fosil-fosil keduanya kemudian direkontruksi menjadi “manusia Jawa purba” yang
dipercaya menjadi mata rantai dari binatang ke manusia.
c.
Manusia
Peking: alat-alat dan tulang-tulang manusia ditemukan di dekat kera-kera yang otaknya
dimakan manusia (orang di daerah tersebut memang memiliki kebiasaan memakan
otak kera).
d.
Lucy:
ia diklasifikasi ulang sebagai salah satu jenis kera yang sudah punah.
e.
Ramapithecus:
sebuah rahang dan geligi-geligi yang akhirnya dinyatakan bukan berasal dari
manusia, melainkan dari orang utan.
Darwin berada di Kepulauan Galapagos selama kurang lebih 2
bulan dan melakukan berbagai pengamatan terhadap bermacam hewan yang ada di
kepulauan terpencil itu. Melalui pengamatan ini, dan juga berbagai pengamatan
lanjutan yang dilakukannya selama puluhan tahun atas koleksi hewan dan tumbuhan
yang diperolehnyalah Darwin membentuk embrio teori evolusi. Pada 1859, Darwin
menerbitkan "On the Origin of Species by means of Natural Selection",
yang menyajikan bukti-bukti yang menunjukkan bahwa kehidupan telah berevolusi
sepanjang sejarahnya dan bahwa mekanisme yang menyebabkan terjadinya evolusi
adalah seleksi alam. Menurut Ernst Mayr (2001), Darwin mengajukan lima teori
perihal evolusi:
1. Bahwa kehidupan tidak tetap sama sejak
awal keberadaannya
2. Kesamaan leluhur bagi semua makhluk
hidup
3. Evolusi bersifat gradual
(berangsur-angsur)
4. Terjadi pertambahan jumlah spesies dan
percabangan garis keturunan
5. Seleksi alam merupakan mekanisme evolusi.
B. Biografi
Charles Darwin
Memang
benar seperti yang ditulis oleh Richard Dawkins, “Darwin made it possible to be
an intellectually fulfilled atheist” (Darwin memungkinkan seseorang menjadi
seorang ateis yang puas secara intelektual).
Darwin
lahir bersamaan
dengan Abraham Lincoln,
12 Februari 1809 di Shrewsbury, Inggris. Charles Darwin penemu teori
evolusi organik dalam arti seleksi alamiah ini pada umur enam belas tahun masuk
Universitas Edinburg belajar kedokteran, tetapi baik kedokteran maupun anatomi
dianggapnya ilmu yang bikin jemu. Tak lama kemudian dia pindah
ke Cambridge belajar unsur administrasi perkantoran. Walau begitu,
berburu dan naik kuda di Cambridge jauh lebih digemarinya ketimbang
belajar ilmu itu. Dan walaupun begitu, dia toh masih bisa memikat perhatian
salah satu mahagurunya yang mendorongnya supaya ikut dalam pelayaran
penyelidikan di atas kapal H.M.S. Beagle sebagai seorang naturalis.
Sebagai tanda pengakuan terhadap kehebatan
Darwin, ia dikebumikan di Westminster
Abbey,
bersama dengan William
Herschel dan Isaac Newton.
C.
Sanggahan Harun Yahya tentang Teori Evolusi
Mengcounter teori evolusinya
Darwin, Harun Yahya yang konsern mengadakan penelitian dan menulis buku-buku
keislaman jelas merasa keberatan dengan evolusi Darwin tersebut. Dengan
teorinya yang secara khusus membantah teori Darwin yang fenomenal sekaligus
kontrovesial itu Harun Yahya banyak menyebutkan dan mengalirkan data-data yang
menggugurkan teori evolusi yang telah banyak disembah orang selama berabad-abad silam. Hal
bantahan tersebut misalnya, Teori pembentuk evolusi itu, ternyata jika diamati
secara mendalam banyak sekali contoh adanya rancangan yang seolah by design
atau disengaja oleh Sang Maha Pengatur. Dari
beragam bukti ilmiah yang di temukan para ilmuwan tak ada indikasi yang
menyeret bahwa makhluk hidup terbentuk melalui proses evolusi dimana makhluk
hidup yang berbeda tak muncul ke muka bumi dengan jalan berevolusi. Sebaliknya,
by design dari rancangan Tuhan secara nyata dibuktikan dengan munculnya spesies
makhluk hidup yang muncul secara serentak dan bersama-sama dengan sempurna.
Misalnya reptile, dari awal kemunculan memiliki bentuk sebagaimana reptile yang
ada saat ini, tidak merupakan evolusi dari bentuknya semula sebagai bukan
reptile. Dan masih banyak dalil lain yang mengungkap dari teori evolusi menurut
Harun Yahya yang ternyata jika dikaji lebih mendalam lebih masuk akal dan
diakui oleh berbagai ilmuwan barat sekali pun.
Filsafat tersebut adalah "materialisme", yang mengandung
sejumlah pemikiran penuh kepalsuan tentang mengapa dan bagaimana manusia muncul
di muka bumi. Materialisme mengajarkan bahwa tidak ada sesuatu pun selain
materi dan materi adalah esensi dari segala sesuatu, baik yang hidup maupun tak
hidup. Berawal dari pemikiran ini, materialisme mengingkari keberadaan Sang
Maha Pencipta, yaitu Allah. Dengan mereduksi segala sesuatu ke tingkat materi,
teori ini mengubah manusia menjadi makhluk yang hanya berorientasi kepada
materi dan berpaling dari nilai-nilai moral. Ini adalah awal dari bencana besar
yang akan menimpa hidup manusia. Jika ilmuwan yang sama melewati sebuah jalan
datar, dan menemukan tiga buah batu bata bertumpuk rapi, tentunya ia tidak akan
pernah menganggap bahwa ketiga batu bata tersebut terbentuk secara kebetulan dan
selanjutnya menyusun diri menjadi tumpukan, juga secara kebetulan. Sudah pasti,
siapa pun yang membuat pernyataan seperti itu akan dianggap tidak waras.
Mereka
yang terus-menerus mengabaikan tanda-tanda dan bukti-bukti nyata keberadaan
Pencipta akan kehilangan seluruh kepekaan. Mereka terperangkap dalam
kepercayaan diri yang menyesatkan akibat memudarnya kepekaan, dan akhirnya
menjadi pendukung kemustahilan. Contohnya Richard Dawkins, seorang evolusionis
terkemuka yang menyeru umat Kristen untuk tidak meyakini mukjizat, bahkan jika mereka
melihat patung Bunda Maria melambaikan tangannya. Menurut Dawkin, "Mungkin
saja semua atom penyusun lengan patung itu kebetulan bergerak ke arah yang sama
pada saat bersamaan - suatu kejadian dengan probabilitas teramat kecil, tetapi
mungkin terjadi."
Masalah
psikis orang-orang yang tidak beriman telah ada sepanjang sejarah. Dalam Al
Quran dinyatakan: "Kalau sekiranya Kami turunkan malaikat kepada mereka,
dan orang-orang yang telah mati berbicara dengan mereka dan Kami kumpulkan
(pula) segala sesuatu ke hadapan mereka niscaya mereka tidak (juga) akan
beriman, kecuali jika Allah menghendaki, tetapi kebanyakan mereka tidak
mengetahui." (QS. Al An'aam, 6: 111)