Minggu, 21 April 2013

SASTRA LISAN "DONGENG LUTUNG KASARUNG"


Kelompok I     : 1. Agnes Lidya
                          2. Agus Ahmad SalimZajar
                          3. Ari Purwoko
                          4. AyuSafitria

Semester          : 4 Pagi
Jurusan            : Sastra Indonesia
Fakultas           : Sastra
Mata Kuliah    : Sastra Tradisional
Tugas               : Dongeng
 

a.      Pengertian Dongeng

            Dongeng adalah cerita yang dikarang dan diceritakan kembali secara berulang-ulang oleh orang-orang. Cerita itu bisa dibuat karena terinspirasi dari suatu peristiwa. Di dalamnya segala sesuatu bisa terjadi: Gunung Tangkuban Perahu berasal dari perahu yang ditendang Sangkuriang, danau Situ Bagendit terjadi karena lidi yang dicabut mengeluarkan air yang banyak, dan lain-lain.
            Dongeng juga merupakan dunia hayalan dan imajinasi dari pemikiran seseorang yang kemudian diceritakan secara turun-temurun dari generasi ke generasi. Terkadang kisah dongeng bisa membawa pendengarnya terhanyut ke dalam dunia fantasi, tergantung cara penyampaian dongeng tersebut dan pesan moral yang disampaikan.

b.      Ciri-ciri Dongeng
            Dongeng termasuk prosa lama yang memiliki batasan cerita khayal yang penuh berisi hal-hal yang sukar dapat diterima oleh akal manusia. Seperti halnya prosa lama lainnya dongeng juga mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
1.      Dipengaruhi oleh agama hindu atau Islam
2. Banyak terdapat pepatah dan petitih
3. Menggunakan bahasa klise
4. Bersifat kurang dinamis
5. Nama pengarang tidak tertulis
6. isi banyak khayalan


c.       Macam-macam Dongeng
 Fabel
Fabel adalah dongeng yang menceritakan binatang yang berisi sindiran dan kadang-kadang bersifat didaktis.
Contoh :
a. Dongeng tentang kancil dan buaya
b. Dongeng tentang siput dan burung centawi

Legenda
Istilah legenda semula berarti cerita yang emngandung unsur agama, tetapi lama kelamaan berubah menjadi dongeng yang direka-reka dan dihubungkan dengan kenyataan yang terdapat dalam sekitar.
Contoh :
a. Malin Kundang
b. Gunung Tangkuban Perahu
c. Pulai Si Kantan

Sage
Sage adalah dongeng yang memilki unsur sejarah, walaupun sejarahnya sedikit dan banyak unsur khayalannya.
Contoh :
a. Kota Banyuwangi
b. Ciung Wanara
c. Tampak Siring

Mite
Mite adalah dongeng kepercayaan tentang dewa-dewa, atau mahkluk lain yang oleh masyarakat dianggap dewa.
Contoh :
a. Kiai Ageng Sela
b. Nyai Roro Kidul
c. Dewi sri


Dongeng Jenaka/Lelucon
Dongeng jenaka adalah dongeng yang bersifat jenaka/lucu.
Contoh :
a. Pak Kadok
b. Pak Pandir

            Untuk dapat menulis sebuah dongeng tentunya memiliki imajinasi yang baik. Tinggal jenis/macam apa yang diinginkan oleh pengarang, yaitu memilih salah satu dari jenis dongeng di atas. Selain itu menulis dongeng juga di harapkan memahami ciri-ciri sebuah dongeng, yaitu selain daya khayalnya yang porsinya lebih banyak juga tersirat ada unsur keagamaan atau dikdaktis. Dengan memahami ciri-ciri dan konsep masing-masing jenis dongeng kita akan dapat lebih mudah mengarangnya.

d.      Contoh Dongeng

LUTUNG KASARUNG
Cerita dari Jawa Barat
Alkisah, Prabu Tapa Agung memutuskan untuk lengser keprabon. Dari 7 puteri yang dimilikinya, beliau menunjuk putri Purbasari, putri bungsunya sebagai penerus tahta. Keputusan ini menimbulkan polemik di kerajaan karena dianggap tidak sesuai dengan tradisi. Mestinya tampuk kekuasaan jatuh pada si sulung. Sang prabu punya alasan sendiri. Si bungsu dianggap lebih berluhur budi. Menurut beliau, hanya dengan keluhuran budi seorang pemimpin dapat memerintah dengan adil.
Sepeninggal sang raja. Diam-diam si sulung, putri Purbararang, meminta bantuan seorang sakti guna mendatangkan bala. Purbasari tiba-tiba terjangkit penyakit kulit. Desas-desus ditiupkan oleh Purbararang, bala ini adalah buah kutukan dewata akibat ayahanda telah menyalahi tradisi. Demi menutup aib kerajaan, si bungsu diungsikan ke hutan.
Sementara itu, di kahyangan, seorang pangeran Guruminda sedang di wasiati sunan ambu, ibunya, agar segera mencari pendamping hidup. Di kahyangan banyak sekali putri yang cantik-cantik. Para pohaci. Namun tidak ada satupun yang menarik hatinya. Maka, sang bunda menitahkan ia untuk pergi ke buana panca tengah, tempat manusia bermukim. Mungkin di sanalah engkau akan menemukan cinta sejatimu, sabda sang bunda.
Tapi bagaimana ananda bisa tahu bahwa gadis yang hamba suka adalah cinta sejati. Sang bunda berhening-cipta sejenak, dan memutuskan mengubah pangeran dalam wujud seekor lutung. Sang bunda berkata, bila gadis itu adalah cinta sejatimu, kelak melalui gadis itulah kau dapat menjelma dalam wujud aslimu. Pangeran Guruminda.
Setelah bersembah sujud, memohon restu sang bunda, turunlah sang lutung ke bumi. Di sebuah hutan, ia bertemu dengan gadis yang tubuhnya terkena penyakit kulit. Sangat buruk dan mengeluarkan bau busuk. Tapi air muka sang putri terlihat memancarkan kebaikan dan keteduhan. Ia dikelilingi oleh sahabat demikian banyak. Seluruh penghuni rimba raya tidak ada yang menganggunya, bahkan selalu menemani dan membantunya.
Dengan cepat, lutung menjadi salah satu sahabatnya. Sejak mengenal lutung. Sang putri tidak perlu lagi berpayah-payah mencari makan. Setiap hari berbagai makanan sudah disediakan oleh lutung. Tidak hanya makanan, bunga-bunga cantik selalu tersedia untuk menghias tempat tinggal sang putri dan penghias gelung rambut indahnya.
Hari demi hari. Persahabatan diantara mereka makin lekat. Sang putri sangat menyayangi si lutung, demikian pula sebaliknya. Sang putri kerapkali menceritakan persoalan hidupnya kepada lutung.
Suatu ketika, saat sang putri membawa lutung berjalan-jalan, lutung tiba-tiba berlari ke suatu tempat. Tidak mau kehilangan lutung kesayangannya, sang putri lari mengejar hingga ke sebuah danau. Di tepi danau sang putri tertegun. Terpesona akan kesegaran dan jernihnya air danau tersebut. Beliau segera mandi disana. Anehnya begitu selesai mandi, hilanglah semua penyakit kulitnya. Bahkan bertambah kemilau indah kecantikannya. Sang puteri sangat berterima kasih pada lutung yang sudah membawanya pada danau tersebut. Karena penyakitnya sudah sembuh, puteri kembali ke istana. Tapi sang kakak yang tidak mau tahtanya diambil, malah mengajaknya adu tanding. Sang kakak membuka gelung rambutnya dan berkata bila rambut adiknya lebih panjang, ia akan menyerahkan tampuk kerajaan. Ternyata sang adik berambut lebih panjang.
Sang kakak masih tidak puas, ia mengatakan bahwa syarat menjadi ratu harus memiliki pasangan hidup. Sang kakak sudah memiliki pasangan: pangeran indrajaya.
Tantangan ini membuat sedih putri Purbasari, bagaimana tidak, selama ini ia hanya bergaul dengan binatang hutan tidak ada seorang pemudapun yang ia kenal. Dengan lirih, sang dewi berucap pada lutung,”kamulah yang paling dekat denganku selama ini. seandainya engkau manusia pastilah kau sudah ku jadikan pendamping hidupku”. Ucapan sang dewi bagai mantera pelepas sihir. Seketika itu pula lutung berubah wujud, menjelma jadi wujud asalnya saat di kahyangan, pangeran Guruminda.
Pangeran Guruminda segera menyatakan bahwa ia adalah pendamping putri Purbasari. Dan tahta kerajaanpun di ambil alih oleh yang semestinya, sesuai wasiat sang prabu.
e.       Penyebaran Dongeng
            Folklor lisan yang sampai saat ini yang masih berkembang adalah dongeng. Persebaran dongen dari mulut ke mulut semakin merata. Walaupun penyampaian secara leluri (dari mulut ke mulut) itu pasti ada penambahan dan pengurangan cerita aslinya tetapi masih dalam konsep cerita yang sama intinya. Paham monogesesis adalah kajian sastra lisan yang mencari asal-usul dongeng dari satu keturunan. Induk sastra lisan adalah satu, yang asli, dan yang lain hanya penyebaran (difusi).
f.       Manfaat  Dongeng
Mengembangkan Daya Imajinasi Anak
Perlu kita ketahui bahwa dunia anak adalah dunia imajinasi. Jadi anak mempunyai dunianya sendiri dan tak jarang mereka berbicara denga teman khayalannya. Dengan daya imajinasi yang masih sangat bagus ini, maka kita sebagai orang tua harus bisa mengarahkannya kearah yang positif dan tetap terkontrol. Dengan dongeng anak-anak maka inilah cara terbaik untuk mengarahkan mereka kearah yang baik.
Meningkatkan Keterampilan dalam Berbahasa
Dongeng merupakan stimulasi dini yang mampu merangsang keterampilan berbahasa pada anak-anak. Perlu kita ketahui bahwa cerita dongeng anak-anak mampu merangsang anak-anak terutama anak perempuan dalam meningkatkan keterampilan berbahasa mereka. Hal ini dikarenakan anak perempuan lebih fokus dan konsentrasi daripada anak laki-laki. Kemampuan verbal adalah kemampuan awal yang dimiliki anak-anak dan inilah mengapa otak kanan mereka lebih berkembang dan ini juga yang menyebabkan mereka lebih terlatih dalam berbahasa. Kisah-kisah dongeng yang mengandung cerita positif tentang perilaku dan sebagainya membuat anak-anak menjadi lebih mudah dalam menyerap tutur kata yang sopan.
Membangkitkan Minat Baca Anak
Jika ingin memiliki anak yang mempunyai minat baca yang baik, maka mendongeng adalah jalan menuju hasil tersebut. Dengan memberikan cerita dongeng anak-anak, maka anak-anak akan tertarik dan rasa penasaran ini membuat mereka ingin mencari tahu. Inilah dimana keinginan untuk membaca menjadi semakin meningkat. Dengan membacakan buku cerita yang menarik kepada anak adalah cara paling mudah yang bisa kita lakukan.
Membangun Kecerdasan Emosional Anak
Mendongeng kepada anak bisa membangkitkan kecerdasan emosional mereka dan ini juga sarana hebat yang mampu merekatkan hubungan ibu dan anak. Sperti yang kita tahu bahwa anak-anak mempunyai kesulitan dalam mempelajari nilai-nilai moral dalam kehidupan. Dengan dongeng anak-anak maka kita bisa memberikan contoh melalui tokoh dalam cerita yang kita dongengkan. Dongeng anak-anak akan membangtu anak dalam menyerap nilai-nilai emosional pada sesama. Tidak bisa dipungkiri bahwa kecerdasan emosional juga penting disamping kecerdasan kognitif. Kecerdasan emosional sangat penting bagi kehidupan sosial mereka kelak.
Membentuk Rasa Empati Anak
Melalui stimulasi cerita dongeng anak, kepekaan anak pada usia 3-7 tahun akan dirangsang mengenai situasai sosial disekitar mereka. Dengan metode dongeng untuk anak ini maka mereka akan belajar berempati terhadap lingkungan sekitar. Stimulasi yang akan lebih berhasil adalah dengan merangsang indera pendengarannya. Penting bagi kita memberikan stimulasi ini untuk memberikan mereka bekal yang baik untuk masa depannya. Dengan cerita-cerita dongeng yang mendidik, maka anak akan dengan mudah menyerap nilai positif yang akan menjadikan mereka anak yang berempati dengan orang lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar