Jumat, 24 Mei 2013

PUISI PAGI

PAGIKU

Hari sudah terang,
tetapi matahari belum mengintip.
Perlahan, butiran-butiran air terjatuh
jatuh dari beberapa untai daun salam.
Begitu banyak genangan air di sepanjang jalan.
Ternyata malamku menangis.
Terdengar ayam berkokok dari kejauhan,
merdu burung berkicau semakin hilang.
Kudengar, gemuruh hentakkan kaki berirama
"satu, dua, satu, dua.."
inilah pagiNya.

Puisi Mengenang Kebangkitan Nasional

TABUH KATA MENGUBAH KITA

Pernah ada suatu masa dalam sejarah,
makna tetabuhan kata-kata yang diucapkan.
Menggelegar membuat kita paham:
siapa kita? ke mana kita hendak menuju?
Dari sanalah sekelumit sejarah kebangsaan dibentuk,
dari deklarasi "Seandainya Aku Seorang Belanda"
hingga pidato kebudayaan Nirwan Dewanto.
Rasanya sudah lama sekali maklumat pemikiran tidak terdengar,
membuat kita tercenung dan berpikir...

Puisi Mengenang Kebangkitan Nasional

TABUH KATA MENGUBAH KITA

Pernah ada suatu masa dalam sejarah,
makna tetabuhan kata-kata yang diucapkan.
Menggelegar membuat kita paham:
siapa kita? ke mana kita hendak menuju?
Dari sanalah sekelumit sejarah kebangsaan dibentuk,
dari deklarasi "Seandainya Aku Seorang Belanda"
hingga pidato kebudayaan Nirwan Dewanto.
Rasanya sudah lama sekali maklumat pemikiran tidak terdengar,
membuat kita tercenung dan berpikir...

Puisi Mengenang Kebangkitan Nasional

Abdul Haris Nasution

Kampus di lereng Gunung Tidar
"mengharamkan" atribut-atribut mantan Kepala Staf Angkatan Darat itu.
Dirinya dikucilkan dari politik Indonesia,
sepanjang Orde Baru
Ialah figur yang dipuji.
Ialah figur yang dikucilkan,
menjadi paria di rezim yang ikut ia lahirkan.
Sang "aktor intelektual"
pengarang 11 jilid tulisan Sekitar Perang Kemerdekaan